Selasa, 20 November 2012

NEGERIKU YANG MALANG


Kuceritakan sebuah kisah dari negeriku yang malang. Semua tetua tak lagi mau membahagiakan para warga. Mereka hanya bermanis muka dalam senyuman yang menyampaikan hasrat malapetaka. Tak ada canda, tak ada tawa sebenarnya. Namun kami yang muda mencoba menggubahnya menjadi kisah yang humoris, penuh keceriaan.
Alangkah kurang ajarnya kami, jika terus berkata, berteriak dan memaki mereka. Umur yang separuh bayanya tak mengharamkan agar kami demikian. Elok tutur dari bibir tetua itu keluar. Untuk kita, untuk anak anak kita nanti. Hah, pikirku itu semua hanya goda dan asa pencapaian tahta untuknya.
Semuanya telah bersama kami rasakan sebagai warga kelas bawah. Yang bukan penjilat, bukan mahkotanya, terabaikan dari nasehat mujarab mereka para tetua.  Implementasi pada janji, acapkali sering terlupa. Bukan! Bukan lupa sebenarnya. Ia hanya meragukan pada kami yang muda berkuasa ini.
Negerin kami dibuatnya pecah, bagai butiran kaca jagung. Tapi, itu semua tak sempat terjadi. Karena kami yang muda berkuasa terus memagari langkah strategi yang menusuk itu. Hanya sebahagian kecil warga kami dapat dijadikannya umpan, layaknya alat yang memotori serangan semunya.
Untung sajalah ada beberapa tetua pula berpihak pada yang muda. Jadi, tak sempat terkecoh oleh tipu muslihatnya itu. Sebab, kami sudah tahu, ke mana arah dan tujuan dari kata kata mesra dari tetua itu.
Aku sendiri tak paham dengan mereka. Begitukah cara memajukan negeri? Harus ada konflik yang melahirkan peperangan? Anehnya lagi, pernah kubertatap muka dengan sorang tetua. Kudengar tuturnya, sangat merasuk, membuwai terbang ke angkasa, membawa negeri ke puncak dunia. Pun suatu ketika pula, kudengar berita tentang hal yang sama pula. Berbeda, sangat jauh berbeda dalam cocornya kala denganku.
Ehm,,,
Biarlah begitu. Mungkin jika hasratnya sudah tiba, aku, kami yang muda dan para warga lainnya bisa mengecap sebuah nikmat dari suksesnya. Malam ka julanyoe,,, ase that teuga di kriek, ku eh ile beuh

Tanggul Kenangan, 5 Oktober 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post