Selasa, 20 November 2012

Romantis Jangan Lebay

Riuhnya suara ombak membuat akmal yang sedang duduk di tepi pantai terganggu. Lebih lagi suara angin kencang yang tak seperti di inginkannya. Dia yang sedang mencari inspirasi, imaji agar dapat memenuhi tantangan seorang gadis yang membuat dia ingin memiliki kekasih kembali. Padahal setelah kenangan pahit  menimpa dirinya, Akmal telah melupakan semuanya.
Kenangan yang sulit dilupakan dan terlalu sakit bila dirasakan. Akmal  sempat stres dengan kejadian itu. Namun dengan mudah gadis itu bisa menenangkan hatinya. Jika bukan karena sosok cewek cantik ini, mungkin kita tidak tahu keberadaan Akmal sekarang.
Memang sulit dibayangkan. Tapi kejadian itulah yang dirasakan Akmal. Kejadian menimpanya, terlalu sakit. Andai saja kita ditinggal orang yang kita cintai hanya karena ia memilih  laki-laki  lain, walaupun sedih dan kecewa, tapi kita masih bisa melihatnya bahagia dengan pilihannya. Namun, jika dia pergi meninggalkan kita untuk selama lama, alangkah sakit, tak bisa kita bayangkan. Itulah kenyataan yang harus dirasakan Akmal tiga bulan lalu.
Duka yang amat mendalam di hati Akmal tak berlarut lama. Sosok Eva, ya Eva nama gadis yang memberi ia tantangan. Eva muncul bagai penawar luka lara dalam hidup Akmal. Eva ia kenal melalui salah satu sahabatnya, Lisa. Membuat akmal kuat dan bisa menepis semua kesuraman Akmal. Gadis yang berkuliah di jurusan SPH Syariah IAIN ar-raniry itu, mampu mengerucutkan luka lara di hatinya. Kehadiran Eva bagi Akmal tepat bisa dikatakan bagai aur penyangga tebing yang ingin runtuh di landa banjir.
***
Tak lama Akmal duduk di tepi pantai yang sangat bising dengan riak gelombang di terjang badai santai, ia lalu beranjak pulang ke rumah. Lelah dan penat tak terasa oleh Akmal. Ia masih terfikir pada kata-kata Eva. Jika Ia ingin mengungkapkan perasaan cintanya pada Eva, cuma satu cara, dengan kata-kata romantis tapi jangan lebay. Eva beralasan bahwa tantangan diberikannya pada Akmal, agar hubungan mereka memiliki sejarah yang sulit dilupakan.
Kemudian Akmal tidur melentang di atas sebuah kasur, dengan meletakan tagan kanan di atas keningnya. Ia terus berpikir dan memikirkan tentang tantangan Eva. Sehingga ia terlelap dalam pikirnya.
Deringan nada di hape miliknya berbunyi. Cukup keras terdengar di telinganya, sehingga ia tersentak dari tidur. Akmal melirik ke arah hape. Tiba-tiba ia bergegas mengambilnya dan meneruma telefon. Ternyata Eva, sosok gadis yang menjadi penawar bagi dirinya itu yang memanggil.
“Hallo..!!” Seru Eva
“Iya sayang!!” Sahut Akmal
“Ada buah-buahan ni Bang, baru nyampek dari kampung, nanti ke kost ya Bang !!” tutur Eva dengan nada agak sedikit berharap kehadiran Akmal.
“Oke dech. Tapi Abang mandi dulu ya sayang !!” Jawab Akmal.
“Ya Allah Abang...? Jam segini belum mandi?” Tanya Eva dengan nada tinggi.
“Emangnya udah pukul berapa ?” Tanya Akmal pada Eva
“Lihat aja sendiri.” Seru Eva dengan nada kesal padanya.
“Ya Allah adx...? Kok gitu jawabnya?” Sergah Akmal.
“Udah pukul delapan Abangku sayang!” Kata Eva
“Ya udah, pergi terus sana mandi Bang !” sambung eva
“Ya udah, Abang mandi dulu sayang ya !!” balas Akmal
“Iya sayang.” Tutur Eva.
Memang mereka belum pacaran. Akan tetapi himbauan-himbauan kata Sayang, tak diherankan lagi di antara mereka berdua. Sebenarnya mereka memang sudah hampir seperti orang yang menjalin hubungan kasih sayang atau berpacaran kata anak-anak zaman sekarang. Namun, tak tau apa diharapkan Eva pada permintaannya tentang kata kata romantis jangan lebay. Hingga Akmal sudah hampir mabuk kepayang tuk memikirkannya.
Setelah percakapan melalui Hape selesai, Akmal lansung pergi mengambil handuk, lalu menuju ke kamar mandi. Selesai mandi ia pun melangkah menuju ke kost Eva.
Di tengah perjalanan, Akmal berpikir bahwa tidak ada kata-kata romantis yang tidak lebay. Sepengetahuannya, kata-kata romantis itu pasti ada unsur hiperbola, apalagi kata-kata yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan cinta pada seorang wanita.
Setelah berpikir pikir, sekejab itu pula Akmal mengambil keputusan dan berubah pikiran. Jika memang Eva mencintai dan menyayanginya, tidak perlu kata-kata romantis jangan lebay sekalipun, pasti Eva akan mau menerima cintanya. Prinsip itu di pegang Akmal. Dia berniat ingin mengungkapkan perasaan cintanya pada gadis yang menjadi penawar dalam dirinya itu.
Setibanya di depan kost Eva, keluar seorang sosok wanita muda yang sangat memikat hatinya.
“Bang! Sini duduk.” Seru Eva sambil menyodorkan sebuah kursi yang ada di depan teras kostnya.
“Iya dx!” ia mendekati Eva dan duduk di kursi itu dengan tidak melorotkan matanya sedikitpun memandang Eva.
“Bang, kok lihat Eva gitu?” Tanya Eva penuh keheranan melihat tingkah Akmal.
“Kamu cantik banget malam ini.” tutur Akmal dengan lembut seraya mencampak senyumnya pada Eva.
“Lebay.......!!!” balas Eva.
Hahahahaha.....
Keduanya tertawa riang..
Dalam suasana ceria penuh canda, Akmal memulai percakapan serius dengan Eva.
“Eva..!! boleh gak kita bicara serius bentar?” Gumam Akmal membuka pembahasan.
“Boleh Bang, ada apa Bang?” Pungkas Eva sambil menajamkan matanya.
“Jujur, Abang telah lelah mencari, penat untuk memikirkan permintaan dari Eva. Namun, sampai detik ini juga, belum bisa Abang temukan.” Sambung Akmal.
“Ya Allah Abang...!!, jangan terlalu dipikirkan Abang!” Sergah Eva.
“Abang benar-benar sayang, cinta dan butuh kamu Eva. Semua permintaanmu pasti akan Abang usahakan. Tetapi yang satu ini, romantis jangan lebay  telah letih Abang menguaknya dari persembunyian kata-kata romantis.” Papar Akmal sambil menjelaskan usahanya selama ini.
“ Kok sampai segitunya Bang?” Kembali Eva bertanya.
“Karena Abang butuh cinta dari kamu, sangat Abang harapkan kasih sayang dari Eva.” Cocor Akmal lagi
“Eva! maukah kamu menjadi kekasih Abang? Pinta Akmal pada Eva dengan mimik wajah sangat berharap.
Eva terdiam. Ia memandang Akmal yang sangat berharap akan cintanya. Sebenarnya, Eva bukan tidak mau untuk menerima cinta Romy, tapi dia hanya ingin menghargai almarhum mantan pacar Akmal yang baru saja meninggal itu.
“Bang kok buru-buru ?” Tanya Eva.
“Cinta jika buru-buru tidak akan bertahan lama dan bahagia nantinya bang! santai saja, Eva pasti akan jadi milik Abang, tapi jangan sekarang.” Sambung Eva menambahkan kata-katanya.
“Sampai kapan Abang harus menunggu? Apakah sampai kata-kata romantis jangan lebay itu Abang temukan?” Sahut Akmal dengan penuh tanda tanya.
“Ya Allah Abang...!!” spontan sergah Eva.
“Jika itu merupakan persyaratannya, maaf Abang tidak bisa memenuhi. Semua itu sama dengan  pungguk merindukan bulan Va, tidak akan kunjung tiba.” Pungkas Akmal kembali.
“Abang...!! itu bukan syarat. Sebenarnya Eva juga menyayangi Abang!!. cobalah Abang lihat dari sikap Eva terhadap Abang. Jika Eva tidak mau jadi pacar Abang, ngapain Eva panggil-panggil pada Abang dengan kata-kata Sayang, perhatian pada Abang, kenapa Bang...?” Eva balas bertanya.
“Jadi kenapa kamu tak mau sekarang? Apakah kamu masih meragukan cinta Abang?” Ujar Akmal bertanya lagi.
“Ya Allah Abang..!!” seru Eva lagi pada Akmal.
“Abang mau tau kenapa? Saya perempuan juga Bang. Ingat, almarhum Kakak mantan pacar Abang? Baru tiga bulan dia meninggal Bang, biarkanlah Dia tenang dulu disana !!” Papar Eva dengan sedikit agak kesal terhadap sikap Akmal yang memaksaknya.
Akmal kemudian menunduk setelah mendengarkan kata-kata dari Eva. Ia merasa malu pada Eva, yang lebih menghargai si Lia mantan pacarnya, dari pada Akmal sendiri. Dia juga merasa bersalah terhadap mantan pacarnya itu.
“Untuk sekarang kita jalani saja begini ya Bang! kita tunggu waktu yang tepat, Abang jangan takut, Eva setia kok pada abang.” Kembali Eva bertutur meyakinkan Akmal.
“Terimakasih sayang,! Abang telah hilaf!” Kata Akmal dengan wajah tak karuan.
“Sudah Eva katakan kemaren pada abang, anggap saja kita sudah jadian tapi belum sah. Kalau masalah romantis jangan lebay, itu cuma alasan agar dapat menunda-nunda Abang, biar jangan terlalu cepat.” Sambung Eva dengan tersenyum merona pada Akmal.
“Lebay......!!” Sahut Akmal dengan singkat.
Ha ha ha ha ....
Keduanya pun tertawa. Sebab biasanya kata kata lebay, selalu keluar dari mulut gadis cantiknya. Sekarang malah keluar dari Akmal yang sengaja untuk mengikut-ikuti kata-kata Eva.
Sejak malam itu, Akmal mulai mengetahui apa isi hati Eva sebenarnya. Dia tidak akan bosan menunggu hari-hari yang dinantikan itu tiba menghampiri mereka. Mungkin mereka bisa lebih saling mengenal, memahami satu sama lain, selama masa menunggu saat-saat itu muncul di depan mereka.
Banda Aceh, 11 november 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post